Corona virus : Pendidikan Diliburkan, Ajang Rekreasi Atau Antisipasi Diri?




Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi meliburkan Siswa tingkat TK hingga SMA/SMK se-Kota Bekasi. Hal tersebut guna mencegah penyebaran virus corona. Kegiatan belajar mengajar terhitung mulai tanggal 16 sampai dengan 30 Maret 2020. Kegiatan belajar di rumah dilakukan secara daring melalui sebuah kurikulum yang telah dipersiapkan oleh pemerintah provinsi.

Melihat hal tersebut ternyata masih banyak orang yang belum memahami kegiatan belajar mengajar di rumah. Banyak keluarga yang memanfaatkan waktu pembelajan untuk pergi berlibur bersama. Meskipun terdapat beberapa objek wisata yang telah ditutup sementara. Seharusnya peran orang tua disini sangat penting untuk mendukung kebijakan yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot). Lebih baik memanfaatkan waktu libur bersama dirumah untuk mendekatkan keluarga dan memantau siswa dalam kegiatan belajar sekolah melalui daring.

Kita harus tahu bahwa bahwa 14 hari libur itu sangat penting dan harus disertai dengan tidakan kepatuhan. Libur yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) mampu menghentikan laju penularan Covid-19 dan mampu menyelamatkan ribuan orang. Bagaimana bisa? Begini, ketika seseorang kontak dengan apapun yang dapat menularkan Covid-19 maka harus ditunggu minimal 2 pekan. Jika tidak terjadi apa-apa maka orang tersebut aman.

Libur sekolah dapat dikatakan sebagai salah satu jalan alternatif untuk memotong rantai penularan, namun hal ini baru akan berhasil jika semua orang tetap tinggal di rumah masing-masing selama libur berlangsung. Jadi, sudah seharusnya kita semua mendukung kebijakan tersebut untuk membantu mengurangi perkembangan virus corona di Indonesia. Seperti bom waktu, penyebaran virus corona begitu cepat, bertahap bahkan tiba-tiba. Jika kita tidak segara bertindak, maka hanya dalam beberapa minggu saja sistem kesehatan kita akan melemah dan kacau.

Kita bayangkan jika seorang siswa mempergunakan salah satu hari libur yang telah ditetapkan untuk jalan-jalan bersama keluarganya mengunjungi keramaian, sekumpulan orang pada suatu tempat wisata dan seandainya siswa tersebut tertular oleh Covid-19 ditempat yang ia kunjungi. Mungkin pada lima hari pertama belum ada tanda-tanda sakit, tetapi ia sudah membawa Covid-19 di tubuhnya dan berpotensi menularkannya ke orang lain. Jika ia masuk sekolah, maka waktu libur dan sistem pembelajaran yang telah ditetapkan tidak ada gunanya. Karena penularan juga di sekolah. Efek domino berlangsung, rantai penularan pun tidak terputus.

Untuk itu semua orang harus bekerja sama, membantu, dan kompak, yaitu patuh untuk tidak kemana-mana selama libur berlangsung, kecuali untuk hal yang sangat perlu. Waktu libur sangat berguna untuk saling pantau. Jika ada orang yang menunjukan gejala-gejala menderita Covid-19 bisa segera ditangani dan menghentikan penularan. Mari kita mengisolasi serta antisipasi diri untuk diri sendiri dan orang lain, mungkin juga dalam sekala besar untuk masyarakat Indonesia. Ayo kita mulai dari diri sendiri dan menjadi contoh bagi orang lain, agar semua patuh dan pemerintah terbantu untuk stop penularan Covid-19. Jika tidak, maka hari libur yang telah ditetapkan itu percuma, beberapa lama pun tidak dapat stop penularan. Semoga kondisi dunia segera pulih dan kita dapat berakivitas tanpa adanya Covid-19.

JURNALISTIK MUDA KOTA BEKASI

Penanggung Jawab : Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Penasehat                 : Ir. H. Asep Arwin Kotsara, M.Eng
Pembina                    1.Kokom Komariah, S.Si
                                    2.Asep Nurhidayat, S.Pd.
Pimpinan Redaksi   : Guntara. S.Kom
Penyusun                 : Dian Marlina (JMKB Generasi 6) 




Share on Google Plus

About Swara Siswa

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar