Corona Mewabah..Please Jangan Panik!

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11 Maret resmi menyatakan virus corona baru atau COVID-19 sebagai pandemi. Di seluruh dunia, virus yang memicu COVID-19 ini telah menginfeksi 126 ribu orang di lebih dari 114 negara, dan menyebabkan lebih dari 4 ribu kematian. Dengan resiko penyebaran global lebih luas.
Wabah bermula dari Kota Wuhan di Provinsi Hubei, China, akhir tahun lalu. Nama COVID-19 diambil dari nama virusnya yakni Corona Virus sedangkan angka 19 berasal dari angka tahun saat penyakit ini ditemukan yakni 2019.
Klasifikasi pandemi dikeluarkan saat kasus penularan penyakit lebih besar dari yang diperkirakan dan telah menginfeksi banyak orang di seluruh dunia serta mempengaruhi berbagai aspek, bukan hanya dari segi kesehatan. Penyakit yang juga pernah dinyatakan sebagai pandemi adalah H1N1, tuberkulosis, dan HIV. 


Sumber: detik.com

Sejak pemerintah mengonfirmasi dua kasus virus Corona di Indonesia, banyak warga menjadi panik dan khawatir kondisi di China akan sama terjadi di Indonesia. Berbondong-bondong memborong berbagai belanjaan di supermarket, toko obat maupun mini market. Masker dan hand sanitizer menjadi barang yang paling cepat habis di mana-mana hingga memicu timbulnya sejumlah oknum yang menjualnya hingga ratusan kali mahalnya dari harga normal.

Tak hanya hand sanitizer dan masker, produk makanan kering dan sembako juga terpantau ludes di banyak tempat perbelanjaan. Kondisi ini membuat Presiden Jokowi mengimbau masyarakat agar tidak panik berlebihan dan melakukan panic buying karena virus Corona. Begitu pula dengan masyarakat sebaiknya tidak ikut larut dalam kepanikan dan melakukan 'panic buying'. Jangan hanya mementingkan diri sendiri tapi juga mempedulikan lingkungan sekitar.
Corona memang penyebarannya begitu cepat, namun kita bisa mengantisipasi untuk bisa menghadapi Corona tersebut. Masayarakat sangat panik dan berburu masker. Meskipun masker sendiri bukan jaminan bahwa masyarakat akan terhindar dari penularan tersebut.
Sejumlah alasan orang sehat tak perlu mengenakan masker untuk menangkal virus Corona. Di antaranya karena penularan COVID-19 tidak melalui udara, melainkan melalui percikan cairan hidung dan ludah ketika batuk dan bersin.
Sehubungan dengan telah ditemukannya dua kasus konfirmasi COVID-19 di Indonesia, maka individu yang sehat tidak perlu memakai masker untuk mencegah penularan," kata tim respons COVID-19 UGM, dr Riris Andono Ahmad, MPH, PhD, dalam keterangan tertulis yang disampaikan humas UGM, Selasa (3/3/2020).
Riris menekankan orang sehat tak perlu masker. Sebab, masker hanya mencegah kontak langsung dengan percikan cairan hidung atau ludah. "Masker hanya diperlukan untuk mencegah tersebarnya percikan dari individu yang sakit," tegas Riris.
Dia mengatakan COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan virus SARS CoV-2 dengan gejala seperti gangguan saluran pernapasan akut (baik ringan maupun berat) yang meliputi demam, batuk, sesak napas, kelelahan, pilek, nyeri tenggorokan, atau diare. Dia menyebut tak semua orang yang terinfeksi akan mengalami gejala sakit berat.
"Satu dari 6 orang yang terinfeksi akan mengalami gejala sakit yang berat hingga kesulitan bernapas. Sebagian besar yang mengalami keparahan adalah orang berusia lanjut dan memiliki penyakit lain sebelumnya seperti hipertensi, penyakit jantung, atau diabetes," tuturnya.
Dia juga mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak panik. Sebab, virus ini bisa dicegah dan tingkat fatalitasnya lebih rendah.
"Kami mengimbau pada masyarakat untuk TETAP TENANG dalam menyikapi kejadian tersebut, oleh karena COVID-I9 bisa dicegah dan fatalitas yang jauh lebih rendah dibanding penyakit yang disebabkan oleh Corona virus yang lain seperti SARS dan MERS-CoV," jelas Riris.
Penelusuran swarasiswa, bahwa covid-19 juga bisa dilakukan langkah pencegahan melalui rutin mencuci tangan dengan air mengalir. Bagi yang muslim, bisa menyempurnakan wudhu, dengan sendirinya tangan dan wajah menjadi bersih dan meminimalisir virus/bakteri yang masuk.
Saat produk hand sanitizer ini langka atau teramat mahal, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) mengimbau masyarakat untuk tidak panik. Sebab, mencuci tangan dengan cara yang baik dan benar menggunakan sabun juga sama efektifnya dengan menghilangkan bakteri dan virus. Di sisi lain, akses terhadap air mengalir dan sabun saat ini lebih mudah ketimbang hand sanitizer. Mencuci tangan, baik menggunakan sabun maupun hand sanitizer, bisa dilakukan setelah seseorang bepergian ke tempat umum seperti pasar, halte, stasiun, atau rumah sakit.    
Kamu memang harus waspada menghadapi virus Corona. Semoga kita semua dijauhkan dari Virus ini.  Wajar jika ada rasa khawatir akan tertular tapi usahakan jangan panik dan bertindak gegabah. Stay safe, stay healthy.
Dirilis: dari berbagai sumber media




JURNALISTIK MUDA KOTA BEKASI

Penanggung Jawab : Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Penasehat                 : Ir. H. Asep Arwin Kotsara, M.Eng
Pembina                   : 1.Kokom Komariah, S.Si
                                    2.Asep Nurhidayat, S.Pd.
Pimpinan Redaksi   : Guntara. S.Kom
Tim Liputan            : Tim Jurnalistik Muda Kota Bekasi Generasi 8 (R)
Penyusun                 Tim Jurnalistik Muda Kota Bekasi Generasi 8 (R)











Share on Google Plus

About Swara Siswa

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar