Pemilu serentak tak lama lagi akan digelar di
seluruh Indonesia untuk memilih anggota Legislatif ( DPR RI, DPRD Provinsi,
DPRD Kabupaten/Kota, DPD RI) dan Presiden/Wakil Presiden. Saat ini pun sudah
memasuki tahapan masa kampanye sampai dengan tanggal 13 April 2019. Momentum
ini tentu menjadi momen penting bagi yang baru saja berusia 17 Tahun dan
mendapat e-KTP karena pertama kali menggunakan hak pilihnya sebagai warga
negara yang sah di Pemilu serentak 17 April 2019.
Peran
generasi millenial pada Pemilu 2019 memotivasi Himpunan Mahasiswa Institut STIAMI Bekasi untuk
mengadakan Sosialisasi Menuju Pilpres 2019 bekerjasama dengan Komisi Pemilihan Umum Kota Bekasi(KPU Kota Bekasi)
di Aula Kampus STIAMI Jl. R.A.Kartini Bekasi pada minggu (17/3/2019) . Sosialisasi ini mengundang beberapa pelajar
SMA/SMK se-Kota Bekasi dan
puluhan mahasiswa/I Kampus lainnya. Acara ini menghadirkan Komisioner KPU, Bawaslu dan
Akademisi dari STIAMI Bekasi.
Para Pemilih mula ini jumlahnya
tidak sedikit, bahkan mencapai 30-40 persen pemilih di Pemilu serentak nanti. Fakta
inilah membuat pemilih muda memegang peran besar dalam menentukan hasil Pemilu
Serentak nanti dan memastikan masa depan negara lima tahun kedepan. Harapan itulah yang disampaikan
Iksan Marjuki selaku Ketua Pelaksana acara dalam sambutannya "Saya berharap generasi millenial
pemuda Indonesia menggunakan hak pilihnya dengan sebaik-baiknya." ucapnya.
Mereka yang baru mendapat E-KTP ini
masukan dalam kategori Pemilih Pemula dana merupakan salah satu segmen yang jadi
fokus Komisi Pemilihan Umum ( KPU ) dalam melakukan sosialisasi. Dosen
Politik Institut STIAMI Bekasi, Indra Prabhata, M.A menyampaikan "Bagi
saya pemilu 2019 ini fenomenal, fenomenal tidak hanya di pemilihnya saja,
tetapi juga bahkan ditingkat penyelanggaranya. 2019 ini baru pertama kali
hampir semua di daerah panwaslu
terdiri dari anak-anak muda, tidak ada lagi senior-senior yang menjadi
pengawas, bagi saya itu luar biasa." ujarnya. Dia juga berpesan kepada generasi kaum muda harus berperan aktif
dan memilih sesuai pilihan
hati nurani masing –masing.
Dosen Politik Institut STIAMI Bekasi |
Sayangnya
generasi muda ini kebanyakan masih menyimpan keresahan terutama karena mereka
baru pertama kali mengemban tanggung jawab unutk menggunakan hak pilihnya
dengan baik dan benar. "Dalam memilih kan, harus sesuai dengan
hati, keinginan dan pikiran kita tanpa ada paksaan, bayaran ataupun tekanan.
Kita juga harus mengetahui latar belakang dan prestasi yang didapat. Juga bagaimana caranya
untuk menghindari golput tersebut ketika kriteria caleg tersebut tidak ada yang
cocok dengan hati, keinginan dan pikiran kita?" ujar salah satu mahasiswa.
Ketua Bawaslul Kota Bekasi |
Menurut
Tomy Suswanto, SE selaku Ketua Bawaslu Kota Bekasi Periode 2018-2023 "Golput bukan cara yang
dapat diselesaikan, dan golput bukan menjamin suksesnya negara dalam 5 tahun
kedepan, maka gunakanlah sebaik-baiknya hak pilih yang kalian dapatkan". Beliau juga memberikan edukasi pelaksana
pemilu dari pusat
sampai tingkat KPPS(TPS).
Lalu,
keresahan juga dialami siswa
SMK yang belum mempunyai hak
suara memilih terutama menyikapi pemile serentak ini. Ketua Bawaslu Kota
Bekasi menyarankan "agar
berkontribusi aktif lakukan pengawasan, cermati apa yang dilihat dan didengar di
media cetak, media sosial
ataupun media televisi yang berkaitan dengan penyampaian visi-misi
program." tanggapannya.
Komisioner
KPU Kota Bekasi, Ali Syaifa As, S.IP memaparkan proses dan tahapan masa kampanye. "jika ada yang melihat kampanye pada saat masa tenang, segera melapor ke pengawas
pemilu karena termasuk
pelanggaran pemilu. Pelaksanaan pemilu puncaknya adalah pemungutan dan
penghitungan suara di TPS, yaitu jatuh pada hari Rabu, tanggal 17 April 2019
kalau kita hitung pemungutan suara yaitu hanya tersisa 32 hari lagi. 32 hari
lagi di dalam regulasi 3 hari sebelum pelaksanaan pemungutan dan penghitungan
suara itu ditetapkan sebagai masa tenang. Artinya 3 hari sebelum pencoblosan tanggal
16,15,14 April adalah
masa tenang. Masa tenang adalah masa dimana semua aktivitas kampanye yang
dilakukan oleh seluruh peserta pemilu baik partai politik maupun pasangan calon
itu sudah harus dihentikan”.
Pemilih
pemula tidak hanya cukup hadir memberikan suaranya, tapi harus ikut aktif
melakukan pengawasan penyelenggaraan Pemilu. Pemilih pemula memiliki peran
besar sebagai pengawas partisipatif menuju pemilu yang aman dan sukses.
JURNALISTIK
MUDA KOTA BEKASI
Penanggung Jawab
: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Muhammad Rayyan
Tubagus
0 komentar:
Posting Komentar