Pada era globalisasi saat ini informasi sangat mudah sekali menyebar luas dengan cepat, banyak informasi atau pemberitaan yang
setiap hari kita dengar dan atau melihatnya, pemberitaan yang beragam ini yang
selalu membuat kita berubah secara emosial, berita tentang prestasi akan
membuat kita tersenyum bahagia, berita tentang politik akan membuat kita
antusias mengikutinya, tapi kalau berita tentang pembunuhan, pencurian,
pemerkosaan dan kenakalan remaja, pasti siapapun yang mendengernya membuat hati
miris dan meningkat kewaspadaan kita terhadap lingkungan kita saat ini.
Mungkin jawaban atas kekhawatiran kita selama ini
berada pada pola pendidikan, tetapi saya masih ragu atas itu semua karena
pelecehan, kenakalan remaja, seks bebas, narkoba, tawuran itu semua itu ada dan terjadi saat dibangku pendidikan. Bagaimana
dengan lingkungan rumah? Sudahkah cukup baik? Jika cukup baik mengapa bisa
terjadi? Inilah perkerjaan rumah untuk kita semua, pendidikan agama dan
meningkatkan akhlak sangatlah penting walaupun pada akhirnya kembali ke
individu masing-masing.
Saya mencoba bertanya secara acak kepada teman-teman
yang usianya beragam dan saya mencoba medefinisikan menurut saya pribadi
meskipun saya akan berpedoman pada jawaban teman-teman saya.
Saya bertanya “Apa
sih seks itu?”
Mereka menjawab “Seks
adalah sesuatu kegiatan yang menyenangkan.”
Mungkin jawaban mereka terdengar bercanda, tetapi
inilah yang saya harapkan, natural apa adanya tanpa menyaring kata-kata.
Dari jawaban mereka saya mencoba mencari
sumber-sumber yang bisa mengartikan kalimat yang terdengarannya bercanda tetapi
sangat serius. Bahayakah jika para remaja memiliki padangan sek yang demikian?
Faruq Alfarabi beliau menjawab lewat bukunya yang berjudul Dialog Remaja “Sangatlah bahaya jika para remaja memandang
seks hanya dari sudut senangnya saja tanpa memikirkan tanggungjawab serta
dampak yang ditimbulkan oleh adanya hubungan seks itu sendiri.”
Baik, saya sudah mengira dan setuju dengan jawaban
Faruq Alfarabi lewat bukunya. Jika semua itu sudah terjadi? Apa yang harus kita
lakukan? Ya mau tidak mau semua konsekwensi harus diterima dan harus
mempertanggung jawab atas itu semua. Permasalahan ini sangatlah amat serius, dan kita
sangat amat protektif melindungi anak, adik, keluarga dan orang-orang sekitar
kita dari prilaku yang tidak dilakukan sebelum saatnya.
Hal yang perlu kita lakukan adalah pendekatan kepada
orang-orang di sekitar kita bagaimana tidak menjadi pelaku dan bisa menjaga
diri agar tidak menjadi korban (Pelecehan) serta memberikan pembekalan agar
mereka menjahui pergaulan seks bebas yang timbul dari perasaan suka sama suka dengan
tidak pacaran dan menjaga jarak kontak anggota tubuh dengan lain jenis.
Saya cukup kaget dengan persentasi yang saya dapatkankan dari sumber yang tertera, berikut penjabarannya.
Perilaku Seksual Remaja SMP dan SMU
(93,7%) Pernah Ciuman
(62,7%) Remaja SMP tidak Perawan
(21,2%) Remaja SMU pernah Aborsi
(97%) Pernah Nonton Film Porno
Sumber : KomNas Perlindungan Anak
Saya cukup kaget dengan persentasi yang saya dapatkankan dari sumber yang tertera, berikut penjabarannya.
Perilaku Seksual Remaja SMP dan SMU
(93,7%) Pernah Ciuman
(62,7%) Remaja SMP tidak Perawan
(21,2%) Remaja SMU pernah Aborsi
(97%) Pernah Nonton Film Porno
Sumber : KomNas Perlindungan Anak
Kita tidak akan bisa menutup mata dantelinga dari
permasalahan ini, oknum pornografi dan arbosi jangan sampai mengintai para
generasi bangsa, para calon pemimpin bangsa, para agen perubahan. PR untuk kita
semua untuk menjaga anak-anak, adik kita dari hal-hal yang tidak kita inginkan,
semoga kita semua selalu dilindungi oleh Allahu Subhaanahu Wata’aalaa Tuhan
Yang Maha Esa Aamiin. (GTR)
Tim Jurnalistik Muda Kota Bekasi
Pemimpin Redaksi : Guntara
Pembina : Kokom Komariah
Trend Indonesia
Bekasi 2017
0 komentar:
Posting Komentar