Dan Akhirnya… Studi di Luar negeri bukanlah
sekedar Impian.
Suatu kebanggaan bagi saya dapat memperkenalkan
diri serta berbagi cerita dengan para pembaca swara siswa. Nama saya Muhammad
Reza Faisal. Saya lahir di Jakarta akan tetapi besar di Bekasi sejak umur 1
tahun. Dengan demikian saya dapat pula dikatakan berasal dari Bekasi (Jakarta
hanya menjadi tempat kelahiran saja). Saat ini saya sedang menjalankan
studi doktor bidang biologi dan kimia lingkungan laut di Graduate School Oldenburg University, Jerman. Puji syukur kepada
Allah SWT saya mendapatkan sponsor beasiswa dari organisasi pendidikan di
Jerman bernama DAAD (Deutscher
Akademischer Austauschdienst). Pada kesempatan kali ini saya akan
memberikan pengalaman mengenai pendidikan yang saya jalani hingga dapat berada
di ‘daratannya ide’ (Land of Idea_Land
der Ideen). Saya akan awali cerita ini dengan latar belakang saya untuk
semangat mendapatkan pendidikan tinggi.
Manusia pasti memiliki impian
besar semasa menjalani hidupnya. Ada yang ingin menjadi dokter, tentara,
pengusaha kaya bahkan menjadi artis terkenal seperti banyak media tayangkan. Rasa
ingin mewujudkan mimpi besar itupun hadir pula dalam hati dan pikiran saya. Jika
dikatakan impian saya seperti halnya umum diinginkan oleh pelajar lainnya yaitu
kuliah di luar negeri. Keinginan saya pun timbul berdasarkan dengan ingin meraih
pendidikan lebih tinggi yang pernah dirasakan oleh kedua orang tua saya. Ayah
saya memiliki pendidikan terakhir yaitu Sekolah Tinggi Menegah (STM) atau
sekarang umum disebut Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sedangkan ibu saya
memiliki pendidikan terakhir yaitu Sekolah Pendidikan Guru (SPG). Sebagai
seorang anak, sudah pasti adanya keinginan untuk melihat kedua orang tua
tersenyum bahagia. Dengan pendidikan tinggilah saya ingin mewujudkan dan
menjaga senyum tersebut.
Sebelum berada di tingkat
pendidikan saat ini, saya pun sama seperti pelajar umumnya. Semangat untuk
kuliah di luar negeri pertama kali muncul ketika pendidikan SMA kelas 12 dimana
adanya informasi kesempatan kuliah dari kedutaan besar Jepang di Indonesia.
Mengisi formulir dilakukan hingga akhirnya hasil menyatakan untuk mencoba pada
kesempatan lainnya (tidak lulus). Langkah selanjutnya saya tetapkan untuk
menetapkan studi di Indonesia. Saya
mengikuti beberapa tes akademik seperti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (SNMPTN), Ujian Masuk Bersama (UMB) akan tetapi hasil pun tidak berbeda
dengan pengumuman sebelumnya. Rasa tidak percaya diri dan ‘balik-kanan-ubar’
ingin dilakukan. Akan tetapi adanya pengingat dari sahabat ketika SMA dalam
kegiatan mentoring menambah semangat saya untuk terus berusaha pada jalur
impian saya.
Betapa berhargnya memiliki teman
dengan satu visi dirasakan oleh saya pada saat itu sehingga saya mencoba
kembali untuk mendaftar Ujian Mandiri di Universitas Jenderal Soedirman
(UNSOED). Jurusan ilmu kelautan menjadi pilihan dikarenakan saya melihat
Indonesia merupakan negara kepulauan yang dikelilingi oleh laut (Maritim)
sehingga dibutuhkan ahli yang dapat memanfaatkan potensi tersebut. Alhamdulillah kesempatan untuk studi
lanjut saya dapatkan kali ini dan menyadarkan saya bahwa pendidikan tinggi merupakan gerbang
awal besar untuk mengembangkan inovasi, organisasi , jaringan keilmuan serta
sosial bermasyarakat.
Pengembangan inovasi didapatkan
melalui kegiatan kemahasiswaan seperti Program Mahasiswa Wirausaha (PMW),
Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) serta program kegiatan lainnya dari Dirjen
Pendidikan Tinggi. Selain itu adanya kesempatan untuk mendapatkan beasiswa
pendidikan baik untuk yang berprestasi dan tidak mampu dapat kita raih selama
mejalani kuliah. Jaringan pertemanan di bidang keilmuan pun bisa didapatkan dimana bertemu dengan mahasiswa
dengan jurusan yang sama maupun berbeda baik tingkat lokal maupun nasional
dalam suatu himpunan kemahasiswaan. Semua pengalaman dapat dirangkum selama perkuliahan
dan besar rasa syukur saya ucapkan mengalami hal tersebut kurang dari 4 tahun
dengan kelulusan predikat cum laude. Langkah
selanjutnya yang saya lakukan adalah menjawab keinginan saya pada tujuan awal
untuk berpengalaman kuliah di luar negeri.
Manfaat dalam mengembangkan
jaringan dirasakan ketika lulus kuliah. Ketika kuliah s1 pun saya mendapatkan
amanah menjadi asisten dosen dalam praktikum dimana berbuah hasil dipercaya untuk
mengerjakan penelitian di suatu perusahaan budidaya laut daerah Batam. Sebuah
keinginan untuk kuliah di luar negeri kembali teringat ketika dosen saya
memberikan informasi peluang s2 di Korea Selatan tempat beliau studi doktor
dahulu. Langkah maju ke depan saya mulai akan tetapi harapan orang tua lebih
menginginkan saya tetap kuliah di Indonesia. Berlandaskan bahwa ‘ridho orang
tua merupakan ridho Allah SWT’ maka saya tetapkan mendaftar magister di
Institut Pertanian Bogor. Saya kembali mencoba mendaftar beasiswa dari
pemerintah dikarenakan biaya program s2 tidaklah murah dan itu tidak mungkin
saya bayar mandiri. Alhamdulillah, ridho orang tua mewujudkan langkah
pendidikan saya untuk menjadi mahasiswa magister IPB selama 2 tahun.
Pengembangan karakterpun tidak pernah terputus dimana mengembangkan jaringan di
bidang kelautan dan pengabdian sosial masyarakat dengan berbagi pengalaman
organisasi ke SMA 4 Bekasi.
Tahun terakhir kuliah magister
IPB menjadi titik terang dari sebuah jawaban atas keinginan sewindu lalu yaitu
studi di luar negeri. Dan kini tidak di Benua ASIA (Jepang atau Korea)
melainkan menuju Benua EROPA dimana terdapat negara yang disebut dengan daratan
ide (Land of Ideas) yaitu Jerman.
Rasa syukur yang terhingga terucapkan ketika dipercaya mendapatkan studi dengan
beasiswa penuh dari organisasi publik di Jerman yaitu DAAD serta yang tidak
terpenting lainnya adalah restu dari orang tua. Jika dilihat sepertinya
perjalanan ini sangat lancar tanpa bebas hambatan akan tetapi perlu diketahui
untuk kita semua bahwa menanamkan sebuah komitmen akan terwujudnya sebuah
impian tidak semudah memetik buah strawberry dari tangkainya. Tentunya godaan
untuk menyerah dan beralih ke pilihan lainnya tidak luput dari dalam pikiran
ketika adanya hambatan yang dihadapi.
Teringat sebuah teori gerak
newton ke-3 yang pernah saya pelajari ketika SMA dimana ‘besar gaya aksi sama dengan
reaksi’. Teori ini sekiranya dapat menggambarkan dari pengalaman saya. Aksi
yang saya lakukan untuk menanamkan tekad dan doa terus mencoba ketika ada
peluang akan datang dengan besaran reaksi yang sama yaitu terkabulnya di waktu
mendatang. Istilah terkenal dalam novel 5 menara pun teringat yaitu ‘man jadda wa jada’, siapa yang
bersungguh sungguh maka dia akan berhasil. Hal terpenting lainnya yang saya ingin saya sampaikan terkait
apa yang saya alami adalah selalu bersyukur dan bersabarlah kepada Sang Maha
Pencipta dalam setiap tahapan proses yang kita jalani. Bangunlah sebuah impian
besar yang ingin kita capai dan jalanilah dengan kesungguhan, keikhlasan dan
kesabaran. Kemudian sempurnakanlah dengan doa kepada Sang Maha Mengetahui. Karena
dari semua peristiwa selalu ada peran utama yang memutuskan segala keputusan
hidup kita. Bukan diri kita, orang tua kita ataupun orang berkepentingan
lainnya melainkan Allah SWT. Semoga hikmah dari kisah ini dapat bermanfaat
untuk kita semua.
0 komentar:
Posting Komentar